Sekilas tentang kita Punya Orang

"Kami sudah terbiasa dengan Alam"
Oleh: Akbar Taslim

Kuceritakan sedikit disini tentang sebuah Desa kecil dan terpencil jauh dari keramaian serta lalu lalang arus transportasi. Ia namanya Desa Piring Sina yang berada diatas gugusan kecil yang indah nan elok tepat dibagian utara lekukan teluk Pulau Pantar Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.
Menurut cerita tutur, masyarakat yang kini masih mendiami di Pulau Kura adalah kelompok masyarakat klan dan atau Suku yang telah melalui rangkaian proses berpindah-pindah yang cukup panjang oleh sebuah klan/suku yang dikenal dengan nama Bara Mauwolang. Secara singkat diriwayatkan oleh tetua dikampung ku bahwa proses imigrasi Penduduk Pulau Kura berawal dari "keturunan Bara Mauwolang bersama sanak familinya yang tinggal di kerajaan Siggang meminta untuk menempati tanah Bayyang Onong, (lewo date sekarang) dan membangun kerajaan mereka sendiri yang diberi nama Kerajaan Baranusa yang dipimpin oleh Raja Boli Tonda, setelah itu mereka bermigrasi lagi ke Pulau Kura sebagai tempat tinggal sementara. 
Migrasi orang Baranusa ke Pulau Kura itu disebabkan oleh sebuah peperangan antara Kerajaan Baranusa deangan Kerajaan Siggang, yang dikenal dengan nama Perang Nuho Taung Bota.
Pada masa kependudukan Belanda masyarakat yang menetap di Pulau Kura diperintahkan oleh belanda untuk datang menetap ditempat sekarang yang dinamakan Baranusa yang menjadi Ibu Kota Kecamatan Pantar Barat sekarang. 
Tetapi masyarakat ada yang datang dan menetap, dan ada yang kembali lagi ke Pulau Kura, seperti yang kita amati saat ini banyak juga masyarakat yang mendiami Pulau Kura dengan jumlah penduduk kurang lebih seribu orang".
Pulau yang berhadapan langsung dengan lautan bebas ini, secara sederhana menggambarkan orang-orang yang mendiaminya sangat peka terhadap perubahan sosial dan ketidakpastian perubaha iklim dan cuaca. hal ini beralasan karena setiap hari-harinya selalu dihadapkan pada aktifitas transfer barang dan jasa serta hilir mudik manusia dan lain sebagainya yang melintasi. Artinya, secara fisik mereka sudah terbiasa dengan bisingnya ombak yang menggemuru, kokoh layaknya terumbu karang dan tak mudah terpengaruh layaknya perahu-perahu nelayan yang terombang-ambing badai.
Kemudian ku paparkan pula dikampung yang unik ini mayoritas Penduduknya memeluk Agama Islam secara menyeluruh baik keyakinan, ajaran dan pemahamanya sehingga suasana religi sangat mempengaruhi aktifitas keseharian dan mampu mendudukkan pemahaman Agama dan adat pada porsinya masing-masing. Konsisten dalam memelihara nilai-nilai luhur berupa adat-istiadat dan beraneka tradisi yang berdampingan mesra dengan ajaran Agama yang dirawat selama ini hingga mampu membimbing dan mengarahkan . Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kerukunan dan kedamaian. Selain itu juga masyarakatnya sangat menentang intoleran dan pemahaman-pemahaman yang memecah belah atau menyimpang dari yang semestinya.
Sikap Mereka yang ramah pada setiap yang datang, ini menandakan kami siap dan terbiasa terhadap gejolak atau sentimen sosial kami pun tau bagaimana cara menyelesaikan.
secara keteraturan hukum Alam, cuaca dikampung kami mendapat curah hujan yang kurang (sangat sedikit), hingga secara agak kasar saya menyebutkan "unsur hara pun enggan tumbuh ditanah kami". Namun orang tua kami menyempatkan untuk bercocok tanam dengan kecukupan itu sekedar bekal untuk menghadapi kemarau panjang. Dalam mengisi musim kemarau itu bersamaan dengan hangat panas terik matahari yang sangat alami, orang-orang kami sangat paham soal ini. Kala malam dan siang hari kami mengais rejeki di samudera luas mencari ikan dan rempah-rempah lainnya. Sehingga kemudian hari kami dikenal memiliki perawakan yang tinggi besar, kulit tebal hitam kecoklatan dengan rambut kriting seperti lazimnya gelombang.
Hal ini mengajarkan pada kami untuk memanfaatkan musim dengan baik dan menjaga peri hubungan dengan Alam serta tetap survive dalam situasi dan kondisi apa pun harus senantiasa dipelihara.
Dari itu semua hingga kami tidak menemukan orang-orang dikampung ku mengemis dan meminta-minta, tidak ada yang mengobral suara (pengamen), pencuri dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan Populer